Menengok Sekolah Berkualitas (Guruku Pahlawanku )

MENENGOK SEKOLAH BERKUALITAS
( Guruku Pahlawanku )

Bicara masalah sekolah yang berkualitas, dalam benak pikiran menimbulkan pertanyaan Bagaimana sih sekolah yang berkualitas itu..?? Apa biaya sekolahnya harus mahal? Guru-gurunya harus didatangkan dari luar negeri seperti Asutralia, Amerika, Prancis dan lain sebagainya? Sarana dan prasarananya harus mewah dan mahal? Hanya diperuntukkan untuk orang-orang kaya saja ? dan orang miskin cukup jadi penontonnya saja? atau dengan kata lain apakah sekolah berkualitas itu adalah sekolah RSBI ???

Sekarang, apa sih RSBI itu?



Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau disingkat RSBI, adalah suatu program pendidikan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3, yang menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional (SBI).

Terus tujuannya untuk apa?

Tujuan penyelenggaraan RSBI adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki:

1. kompetensi sesuai standar kompetensi lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara anggota OECD atau Negara maju lainnya;

2. daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal ditingkat internasional;

3. kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan bentuk penghargaan internasional lainnya; (Permen 78 tahun 2009 pasal 2 mengenai tujuan RSBI).

Atau dengan kata lain Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan sekolah yang berkualitas. Kenapa RSBI saja yang dijunjung tinggi untuk menjadi sekolah berkualitas, terus nasib sekolah yang lain gimana??

Yang membedakan sekolah RSBI dengan sekolah lain itu apa?


Sekolah-sekolah RSBI biasanya mengadakan kerjasama dengan negara-negara sahabat dan mendatangkan tenaga pengajar asing/native dari negara-negara tetangga. Di sekolah RSBI telah dipenuhi fasilitas / sarana dan prasarana yang mewah dan mahal. Pada akhir tahun pelajaran atau akhir masa sekolah, siswa sekolah RSBI akan diberi tes tambahan berupa tes khusus siswa RSBI dari Direktorat Jendral Pendidikan. Pantesan biaya sekolahnya sangat mahal, sampai-sampai ada yang memlesetkan RSBI adalah RINTISAN SEKOLAH BERTARIF INTERNASIONAL, ada benernya juga sih. Bayangkan, Mahalnya biaya RSBI bukan omong kosong lagi, karena data yang didapat ICW melalui kesaksian Musni Umar, Ketua Komite Sekolah RSBI SMA 70 biaya yang harus dikeluarkan oleh siswa lebih dari Rp 10 juta. Itupun untuk kelas reguler, sedangkan kelas internasional tahun pertama orang tua siswa merogoh kocek hingga Rp 31 juta. Tahun kedua dan ketiga, masing-masing Rp 24 juta dan Rp 18 juta. Wiiiihh…, mahal bangeeett.



Untuk menyiapkan siswa yang mampu bersaing dalam dunia internasional maka diperlukan peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan.Sehingga diperlukan perubahan dalam pembelajaran menuju masyarakat berbasis pengetahuan yang mana menempatkan ICT atau TIK sebagai pendukung utama. Hal inilah yang mendorong program RSBI untuk menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran. Tiap sekolah menggunakan internet dalam interaksi pembelajaran (email, blog,web atau e-learning project, e-library).Di dalam ruangan juga disediakan alat bantu pembelajaran seperti LCD , VCD , computer , dan adapula sekolah yang menerapkan kepada siswanya untuk membawa laptop setiap proses pembelajaran. Sayang kenapa harus RSBI, padahal semua warga Negara berhak mendpatkan pendidikan yang berkualitas?


Kurikulum untuk sekolah menengah yang digunakan pada kelas internasional adalah kurikulum dari Cambride University of London, Inggris, seperti kurikulumInternational General Certificate of Secondary Education (IGCSE) atau sertifikat umum internasional pendidikan menengah. Kurikulum Universitas Cambridge tersebut sudah digunakan hampir di 150 negara. Ujian akhir yang diberikan kepada siswa di kelas internasional berasal dari Universitas Cambridge dan Ujian Nasional (UN). Persamaan kurikulum itu akan memudahkan siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri karena ijazahnya diakui secara internasional.
Untuk merealisasikannya, apa yang dilakukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan?

Selama ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak berhenti untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan membuka Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dampak posif dari penyelengaraan program ini adalah :
1) Dengan pembelajaran yang bersifat interaktif dan inspiratif memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

2) Penerapan pembelajaran berbasis TIK, Dalam dunia pendidikan, teknologi dapat mempermudah guru dalam bahan ajar menjadi menarik untuk disimak para siswa, begitupun disegi administrasi, akan mempermudah para tenaga administrasi dalam pengelolaan administrasi sekolah..

3) Memotivasi para siswa untuk mampu bersaing dalam dunia global. Anak-anak kita tak kalah dengan anak-anak dari negara lain. Siswa-siswa sekolah kita lebih berani mencoba hal-hal baru, dan menantang para guru untuk mengembangkan metode dan model pembelajaran di dunia internasional.

Sebenarnya.., tujuanya sih baik yaa.., demi meningkatkan kualitas pendidikan di negeri kita tercinta Indonesia.



Namun amat sangat disayangkan, keberadaannya (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional / RSBI) hanya membuat luka goresan yang amat pedih dihati orang miskin. Kenapa? Sekolah RSBI yang memiliki kurikulum plus, semua orang sudah tau bahwa di sekolah tersebut biayanya terkenal amat sangat mahal. Oleh karenanya RSBI hanya diperuntukkan bagi mereka yang berduit saja. Maka dari itu Orang yang tidak mampu / orang miskin, hanya bisa menjadi penonton dan bermimpi bahwa anak-anaknya dapat sekolah di sekolah tersebut. Sebab orang tua menginginkan anak-anaknya bisa sekolah di sekolah yang berkualitas, untuk sekarang mungkin sekolah RSBI.. jikalau biayanya tidak mahal. Sedangkan kita tau di Indonesia kebanyakan orang yang tidak mampu / orang miskin dibandingkan orang kalangan atas / orang kayanya . Secara tidak langsung keberadaan sekolah RSBI telah menodai dan mencedrai hati sebagian besar rakyat Indonesia.

Meski ada kuota sebesar 20 persen untuk siswa tidak mampu dapat masuk ke RSBI. Federasi Serikat Guru Indonesia menyatakan predikat rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) adalah momok yang menakutkan bagi siswa miskin. Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti mengatakan sekolah RSBI kesulitan memenuhi kuota 20 persen jatah kursi sekolah dialokasikan bagi siswa miskin yang diamanatkan undang-undang.

Hampir semua sekolah RSBI di daerah tidak mampu memenuhi kuota 20 persen, kata Retno di Jakarta pada Rabu 6 Juni 2012.

Berdasarkan data FSGI sekolah RSBI yang tak mampu memenuhi kuota 20 persen siswa miskin itu antara lain Sekolah Menengah Pertama Negeri Semarang. Seperti :Sekolah itu seharusnya menampung 45 siswa miskin, tapi yang mendaftar hanya 24 siswa. Kasus serupa terjadi di SMPN 2 Semarang. Seharusnya ia menampung 45, tapi hanya 33 siswa miskin yang mendaftar. Dan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Solo juga menghadapi masalah sama. Dari kuota 60, hanya ada 12 siswa miskin yang mendaftar. Begitu juga di SMAN 1 Bantul, dari kuota 38, hanya ada 8 siswa miskin yang mendaftar.

Seandainya siswa miskin masuk ke RSBI, Retno mengatakan ia akan menghadapi persoalan lain. Lingkungan sosial sekolah RSBI dinilai tak bersahabat bagi siswa miskin. Lingkungan dan pola pergaulan sekolah RSBI cenderung didominasi oleh siswa kaya. Mulai dari cara komunikasi, pengetahuan, ekspresi, serta gaya. Siswa miskin akan mengalami tekanan psikososial, kata Retno.

Forum Musyawarah Guru Jakarta juga pernah mensurvei siswa SMP di Jakarta. FMGJ menemukan banyak faktor yang membuat kecenderungan siswa miskin tapi pintar takut mendaftar ke sekolah RSBI. Pertama mereka khawatir akan tingginya biaya sekolah. Kalau pun mendapat keringanan biaya pada tahun pertama, mereka khawatir tahun-tahun berikutnya biaya tetap tinggi.

Menurut FMGJ siswa miskin juga takut diharuskan memiliki laptop serta takut bergaul dengan siswa kaya. Minder atau rendah diri, kata Retno.



Kalau begitu keberadaan RSBI telah menjadikan diskriminasi dan kastanisasi dalam dunia pendidikan, baik itu antara siswa tidak mampu (miskin) dengan siswa yang kaya, Sekolah yang berlabel RSBI dengan sekolah yang tidak berlabel RSBI, Siswa yang cerdas dengan siswa yang kurang mampu. Mengapa? Karena RSBI hanya diperuntukan bagi orang yang kaya dan cerdas. Padahal hak semua warga Negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dan antara guru-guru yang mengajar di sekolah RSBI. Konon katanya guru asing dibayar lebih mahal dibanding guru lokal. Waduuh., Gimana niiihh..??

Mudah-mudahan para siswa yang tidak tidak bersekolah di RSBI tetap semangat belajar dan buktikan bahwa kamu mampu lebih baik dari siswa yang sekolah di RSBI. Dan guru-guru sebangsa dan setanah air tetap semangat dan diberikan kesabaran dalam menjalankan tugas mulianya yakni sebagai pendidik..

Ngomongin soal guru, aku jadi teringat dengan guruku sewaktu aku masi di SD. Aku teringat akan jasa-jasanya. Mengajar, membimbing dan mendidik aku untuk mengenal kepribadianku dan mengengembankannya sesuai bakat dan minatku. Guruku menjadikan aku sosok yang lebih berpendidikan dari yang sebelumnya seperti mengenal dan memahami baca tulis dan ilmu dasar hitung menghitung pada saat itu.

Kalu begitu, bagaimana yaa kabar guruku?

Aku doaakan, yang masi hidup semoga kabarmu baik-baik saja dan Masih di berikan kesehatan oleh Allah SWT. agar selalu siap untuk memberantas penyakit bodoh di negeri ini. Dan yang sudah meninggal mudah-mudahan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Engkaulah pahlawanku. Kenapa??


Karena jasa-jasamu yang amat besar, GURUKU PAHLAWANKU (guru SD) engkau telah :

1. Mengajariku cara menulis yang baik. Dengan penuh kesabaran dan ketelatenan engkau mengengajariku hingga aku bisa.

2. Membimbingku dengan penuh ketulusan. aku yang sebelumnya tidak bisa membaca setelah mendapat bimbinganmu, Alkhamdulillah akupun bisa.

3. Mengajariku cara menghitung. Padahal sebelumnya aku belum mengenal angka-angka. Bagaimana aku bisa menghitung, angka-angkanya saja aku tidak mengerti. Tetapi berkat kerja kerasnya akupun bisa.

4. Memberikan penguatan kepadaku untuk mengenal mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Dimana sewaktu dirumah orang tua telah terlebih dahulu mengajariku.

5. Mengenalkan aku arti disiplin dan manfaatnya hidup berdisiplin. Pada waktu itu akupun mempraktekannya dengan melakukan hal kecil seperti jangan sampai terlambat masuk kesekolah. Hasilnya akupun tidak pernah disetrap karena tidak pernah terlambat masuk sekolah.

6. Memberikan motivasi kepada aku agar aku tetap semangat untuk belajar dan belajar, agar aku tidak tinggal kelas. Dan Alkhamdulillah aku tidak pernah tinggal kelas.

7. Mengajariku tentang tolong menolong dan saling menghargai sesama teman meskipun sebelum masuk sekolah aku sudah mengenal arti saling menghargai dan tolong menolong sesama teman karena telah diajari oleh orang tua. Tetapi ketika aku masuk sekolah teman yang dihadapi lebih banyak dan sebelumnya tidak saling mengenal jadi masi merasa canggung. setelah mendapatkan pengajaran darimu (guruku) hal itu dapat teratasi.

8. Perhatianmu amat tulus kepada aku dan teman-temanku pada waktu itu. Sehinga kamipun mersa dekat dengan dirimu.

9. Engkau membuka leber-lebar pintu rumahmu ketika kami ingin main kerumahmu. Engkau tidak segan-segan mengeluarkan kue dan makanan ringan sekedar untuk menyuguhkan kepada aku dan teman-temanku. kamipun merasa, engkau adalah bagian dari kami. kami juga tak segan-segan untuk bertanya-tanya tentang pelajaran ataupun mengeluarkan keluh kesah dihati kami apabila ada masalah yang sedang kami hadapi dan engkau memberikan solusi yang terbaik.



GURUKU PAHLAWANKU namamu begitu indah, pengabdianmu amat mulia, kesabaranmu tak usah dipertanyakan, engkau begitu sabar, perhatianmu sangat tulus, dan kerja kerasmu telah membekas dan membawakan hasil. Jasa-jasamu terlalu banyak untuk aku sebutkan disini.

Terima kasih guruku, semoga engakau dapat memetik amal baikmu (sebagai seorang guru), di akherat nanti. Amiin..



Salam Semangat untuk seluruh Guru Indonesia…

SUMBER :
http://as40.blogdetik.com/tag/sekolah-berkualitas/#.UeSpGNJHLoI















































































Tidak ada komentar: